Dipuji Jokowi, Siswa SDN Sukamulya Kota Tasikmalaya Diundang ke Istana Presiden - SDN SUKAMULYA

Selasa, 06 Maret 2018

Dipuji Jokowi, Siswa SDN Sukamulya Kota Tasikmalaya Diundang ke Istana Presiden


KOMINFO-Perawakan Veri Agustin, siswa SDN Sukamulya Kota Tasikmalaya, terbilang kurus. Dingin pula. Pendiam. Ketika diwawancara, tidak banyak kalimat yang keluar dari mulutnya.
Padahal, sebelumnya ia termasuk salah satu siswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang cekatan. Saat Presiden Joko Widodo meminta seseorang untuk maju ke panggung, Veri malah ikut maju.
“Itu engga ditunjuk maju. Siapa tadi yang tidak ditunjuk maju, siapa? Ayo ke sini. Lari. Lari. Cepat ke sini. Nihkurus kaya saya,” ucap presiden disambut tawa hadirin, Jumat, 9 Juni 2017, di sela pembagian 1.500 KIP, di lapang SMPN 2 Kota Tasikmalaya.
Ia lantas maju. Naik panggung. “Veri mau ditanya apa? Tadi suku, sudah. Perkalian mau, ngga?” tanya Jokowi.
Veri geleng kepala. Dia mau ditanya nama-nama ibu kota provinsi di Indonesia. Jokowi setuju, dan meminta anak itu menyebutkan tiga ibu kota provinsi. Berhasil. Permintaan itu sangat dengan mudah dijawab anak kedua dari pasangan Umar Mustopah (Alm) dan Dewi Milawati itu.
Presiden Jokowi penasaran. Ia minta menyebut lagi satu ibu kota provinsi, dan lagi, lagi, dan lagi. Dari minta tiga nama, akhirnya jadi sembilan. “Pinter banget si Veri. Pinter banget. Veri itu pinter banget,” puji Jokowi.
Diwawancara usai acara, Veri mengatakan, sepeda putih Polygon Monarch 4 itu akan diberikan kepada kakaknya, Afdila Modifia, siswa SMPN 5 Kota Tasikmalaya.
“Sepedanya mau dipakai. Tidak akan dijual. Stickernya (Hadiah Presiden Jokowi) juga tidak akan dilepas,” ujar Dila, warga Rancageneng I 01/01, Kelurahan Sukajaya, Bungursari, Kota Tasikmalaya.
Ia menyebutkan, Veri itu anak kembar. Adiknya perempuan, Vera Agustin. “Ayah kami sudah meninggal dunia. Waktu itu saya masih kelas 4 SD. Sekarang tinggal dengan ibu. Sehari-harinya beliau jualan baju. Keliling ke warga-warga,” tutur Dila.
Kepala SDN Sukamulya, Noneng Rosnati, menyebutkan, di sekolah Veri termasuk siswa pintar. Rankingnya masuk tiga besar. Dari kelas satu selalu berprestasi. Selain suka membaca, anak itu juga senang menggambar.
“Dia memang suka baca. Sekolah kami termasuk perintis gerakan literasi sekolah. Setiap hari harus baca buku 15 menit sebelum belajar. Semua warga sekolah, termasuk pedagang makanan, harus baca buku. Khusus Veri, dia memang punya semangat belajar yang tinggi,” paparnya.
Di sekolahnya, yang mendapat KIP ada tujuh orang. Dua di antaranya adalah Veri dan Vera. “Alhamdulillah, tadi disuruh menulis data diri. Kami diundang ke Jakarta. Bukan satu tempat, tapi dua, yaitu ke Istana Presiden dan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tapi waktunya belum ditentukan. Nanti katanya dihubungi lagi. Tadi baru didata,” ujar Noneng semringah.[Mega]

1 komentar:

@templatesyard