Program WJLRC Berikan Korelasi Positif pada Siswa - SDN SUKAMULYA

Rabu, 28 September 2016

Program WJLRC Berikan Korelasi Positif pada Siswa


Fasilitator WJLRC Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tengah meninjau program tersebut di salah satu sekolah rintisan, SD Negeri Sukamulya.
TASIKMALAYA, (KAPOL).-
Implementasi program West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC) di sekolah-sekolah perintis yang hampir berjalan satu bulan belakangan, kini tengah dipantau. Inisiatif yang merupakan bentuk keseriusan Pemprov. Jawa Barat mendukung geliat literasi nasional ini setidaknya telah mulai diterapkan di 1300 titik sekolah se-Jabar, 600 diantaranya dari jenjang SD, sisanya jenjang SMP.
Untuk di Kota Tasikmalaya saja, terdapat 11 Sekolah Dasar dan 15 Sekolah Menengah Pertama yang didaulat menjadi perintis komunitas literasi tersebut. Mereka ditargetkan selama 10 bulan ke depan menyelesaikan tantangan berupa membaca 24 judul buku, sekaligus menulis review, melakukan diskusidan presen tasi yang seluruhnya wajib diunggah sesuai jadwal yang tertera di laman web.
Diungkapkan salah satu fasilitator WJLRC Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Imas Komariah M.Pd, kesuksesan WJLRC di sekolah perintis pun tidak hanya bergantung pada siswa, namun juga guru pembimbing, kepala sekolah, pengawas, bahkan hingga orangtua.
“Seluruh aspek ini memiliki peranan penting masing-masing, maka itu mesti saling bersinergi dan konsisten. Misalnya dari sisi orangtua, yang turut ikut memantau konsumsi bacaan anaknya agar tetap sesuai jalur,” ujar dia dijumpai saat kegiatan monev di SD Negeri Sukamulya Kota Tasikmalaya, Selasa (27/9/2016) kemarin.
Menurut wanita yang juga guru SMP Negeri 2 Tarogong Kidul Garut ini, dari monev diharapkan akan terukur seberapa jauh perkembangan WJLRC di sekolah perintis, pun mampu teridentifikasi kendala atau tantangan yang dihadapi. Lantaran timnya sendiri terbatas, rata-rata per kota/kabupaten hanya sekitar 8 sekolah saja yang menjadi sample sasaran monev tersebut.
“Yang jelas, kami perhatikan di sini sangat kompak dari pihak sekolah, dinas, bahkan orangtuanya ikut mendukung program. Para siswa pun memperlihatkan antusias tinggi dalam membaca di sela waktu luangnya, itu juga terbukti dengan pojok-pojok baca di sini terisi penuh,” imbuhnya.
Imas menambahkan, di bulan November esok akan digelar Safari Literasi kepada 10 titik yang terpilih. “Kriterianya sendiri untuk yang dikunjungi langsung oleh Bunda Literasi yakni Ibu Netty Heryawan dalam agenda ini, sekolah-sekolah yang paling aktif di web literasi. Misalnya Kota Tasikmalaya ini salah satu terpilih, nanti diminta menghadirkan 13 sekolah yang semua unsur pendukung wajib juga hadir,” jelasnya.
Salah satu guru perintis di SD Negeri Sukamulya Ema Astri, mengatakan pihaknya menemukan korelasi positif dari budaya baca dan tingkat pemahaman siswa. “Selain juga, budaya baca ini mendorong siswa yang semula sulit untuk menulis, kini lebih luwes. Bahkan, orangtua pun melaporkan anaknya yang biasa menghabiskan waktu senggang untuk bermain games, sekarang lebih untuk membaca buku,” kata dia dijumpai di lokasi yang sama.

Tidak ada komentar:

@templatesyard